Jika Anda adalah
wanita Emirat berusia 30 dan masih lajang, maka Anda dianggap telah ketinggalan
pernikahan menurut standar UAE (Uni Emirat Arab), karena Anda dianggap terlalu
tua.
Pihak berwenang di
negara Teluk tersebut mengatakan bahwa semakin banyak wanita yang jatuh ke
dalam kategori tersebut, sekitar 60 persen, menurut data statistik terbaru,
meningkatkan kekhawatiran di antara para pejabat dan memicu perdebatan online.
Masalah itu menjadi
fokus diskusi selama beberapa pekan di Dewan Nasional Federal, badan
konsultatif yang ditunjuk negara, di mana para anggotanya berusaha mencari
solusi untuk apa yang mereka yakini bisa menjadi masalah demografi yang serius.
"Ini sangat
mengkhawatirkan," kata anggota FNC, Said al-Kitbi kepada AFP, dengan
menambahkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 175.000 wanita Emirat yang
berusia lebih dari 30 tahun dan belum menikah.
Meskipun dia
mengakui bahwa menjadi seorang "perawan tua bukanlah hal buruk”, ia
berpendapat bahwa konsekuensi demografis dari para wanita itu yang tidak
memiliki anak adalah masalah yang sebenarnya.
Uni Emirat Arab
adalah rumah bagi lebih dari delapan juta orang, dan hanya 950.000 dari mereka
yang merupakan warga UEA. Sisanya adalah warga asing, dan para pria muda Emirat
lebih memilih untuk menikahi mereka.
Hasil statistik
pemerintah terbaru menunjukkan bahwa setidaknya 20 persen pria UEA menikahi
warga non-Emirat.
Alasan di balik tren
perawan tua itu belum sepenuhnya jelas.
Hasil statistik dari
kementerian perencanaan UEA menunjukkan bahwa pada 1995, hanya 20 persen wanita
yang berusia lebih dari 30 belum menikah. Pada 2008, angka itu meningkat
menjadi 50 persen.
0 komentar:
Posting Komentar